Analisis Makna Peribahasa “知らぬが仏” dalam Kehidupan dan Budaya Jepang

Peribahasa Jepang “知らぬが仏” (Shiranuga Hotoke) secara harfiah berarti “Jika tidak tahu, Anda bisa tenang seperti Buddha”. Makna mendalam dari peribahasa ini adalah bahwa ketidaktahuan atau tidak menyadari kebenaran dapat membawa ketenangan dan kedamaian batin, seperti ketenangan yang dirasakan oleh seorang Buddha. Dalam budaya Jepang, peribahasa ini mencerminkan filosofi bahwa terkadang, tidak mengetahui hal-hal yang dapat memicu kekhawatiran, kesedihan, atau emosi negatif lainnya, dapat membantu seseorang menjaga hati yang damai dan hidup dengan lebih tentram.

Dalam kehidupan sehari-hari di Jepang, “知らぬが仏” sering digunakan untuk mengungkapkan konsep bahwa ketidaktahuan bisa menjadi suatu berkah. Ini bukan berarti menganjurkan ketidaktahuan sebagai kebodohan, tetapi lebih kepada memahami bahwa ada situasi di mana tidak mengetahui hal-hal tertentu bisa membuat seseorang merasa lebih tenang dan bebas dari stres. Misalnya, jika seseorang tidak mengetahui kabar buruk atau gosip yang tidak menyenangkan, mereka tidak perlu khawatir atau merasa tertekan. Dengan demikian, ketidaktahuan ini menjaga keseimbangan emosional dan mental seseorang.

Dalam konteks budaya Jepang, yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Buddha, menjaga ketenangan batin dan menjalani kehidupan yang seimbang adalah nilai-nilai yang sangat dihargai. Peribahasa “知らぬが仏” menggarisbawahi pentingnya menjaga kedamaian batin dengan menghindari hal-hal yang dapat merusak harmoni dalam kehidupan. Filosofi ini sejalan dengan prinsip-prinsip Zen, yang menekankan hidup dengan sederhana dan menjauhkan diri dari kekhawatiran yang tidak perlu.

Oleh karena itu, peribahasa ini tidak hanya menjadi refleksi dari kebijaksanaan tradisional, tetapi juga menjadi pedoman praktis dalam kehidupan sehari-hari bagi banyak orang di Jepang. Ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai budaya Jepang yang mendalam, seperti mencari kedamaian batin dan menjalani hidup dengan penuh keseimbangan, tercermin dalam bahasa dan peribahasa mereka.